Tugas meliput dan wawancara di lapangan

http://www.youtube.com/watch?v=1P6BB2yYhi0&feature=youtu.be
http://www.youtube.com/watch?v=CTKY6ZZym_0&feature=youtu.be

Poster Olahraga

Tugas Future

Narasumber:

Floriyanto Sumadi

Dari Pulau Flores ke Surabaya Demi Ilmu.

Surabaya. Seulas senyum tulus seakan tak pernah lepas dari hiasan wajahnya. Dengan penuh semangat, pria kelahiran Ruteng Flores, 21 Maret 1990 tepatnya di Jl. Robusta Selatan No.5 Flores, Nusa Tenggara Timur. Ia selalu menyapa orang-orang yang berada disekitarnya. Inilah sosok Floriyanto Sumadi yang akrab disapa Flo. Di balik postur tubuhnya yang hitam ini, siapa sangka, pria berumur 23 tahun ini telah merantau dari tanah kelahirannya untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Apa yang menginspirasi sosok Flo sehingga ia memberanikan diri untuk merantau ke Surabaya? Bagaimana Ia menata hidupnya di Surabaya tanpa orang tua? Berikut perbincangan saya dengan salah satu mahasiswa UNIPA semester akhir ini.

Putra dari Flores ini memberanikan diri ke Surabaya karena ingin memperbaiki pendidikan dan untuk menjadi seorang yang sukses. Ia beranggapan tidak cukup hanya berijazah SMA tetapi berkeinginan untuk melanjutkan sekolah (kuliah). Dia mengenal Universitas PGRI Adi Buana (UNIPA) ini dari sepupunya yang kebetulan juga menuntut ilmu di UNIPA, Flo sapaan akrabnya juga sering bertanya atau mencari informasi tentang UNIPA ke sepupunya selain itu juga Ia browsing di internet mencari tentang universitas yang berkualitas dan biaya terjangkau akhirnya ketemulah dengan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya (UNIPA) dan salah satu prodinya juga sesuai dengan minatnya yaitu olahraga. Akhirnya dipilih UNIPA sebagai tempat mencari ilmu.

Flo sangat respect dengan UNIPA karena berkualitas, perkembangannya maju dengan pesat, pengajarnya juga profesional, sarana dan prasarananya cukup baik tiap tahun ada saja fasilitas yang baru, proses administrasinya juga nggak lambat, dan mahasiswanya juga baik, suka menolong.

Pada awalnya orangtua Flo keberatan jika Ia merantau karena di rasa cukup jauh dan memintanya untuk kuliah di Flores saja, tapi ia tidak mau sebagai orang laki-laki ia ingin mandiri. Melihat keinginannya yang kuat itu maka sebagai orangtua merestui, dan orangtuanya tahu cita-cita dari anaknya yaitu menjadi guru olahraga, kebetulan ayah dari Flo (Benyamin Jehani) juga berprofesi seorang guru. Akhirnya Ia pergi bersama sepupunya ke Surabaya, dengan berat hati Ia harus pergi dan meninggalkan keluarga karena Flo 3 bersaudara Ia anak pertama, mempunyai adik perempuan dan adik laki-laki’. Cetus Flo pada saat di wawancarai.

Putra Flores tersebut di Surabaya dari tahun 2009 dan langsung mendaftar kuliah pada tahun itu. Tentunya pertama kali tinggal di Surabaya ia terkendala dengan biaya karena semuanya harus diatur dengan baik, uang saku dari orang tua dan tabungan juga di hemat digunakan seperlunya. Dan awalnya Ia tinggal di sebuah tempat kos putra dengan sepupunya sedangkan pembayarannya mereka urunan per bulan. Dan beradaptasi dengan lingkungan juga, “kan beda tinggal di Flores sama di Surabaya, di sini (Surabaya) lebih maju pembangunannya, walaupun orangnya bersikap individualis tetapi juga kadang ramah, dan cewek Jawa tu cantik-cantik, manis-manis ha...ha...ha...”cetus Flo sambil tertawa. Tetapi sekarang sepupunya telah lulus kuliah juga sudah di wisuda dan dia akan kembali ke Flores akhirnya Ia sendiri disini (UNIPA). Disamping dapat uang kiriman dari orangtua, Flo sekarang juga sedang mencari pekerjaan sebagai guru dan pelatih sesuai dengan bakat dan minatnya.

Jauh dari orangtua menimbulkan rasa rindu pada keluarga. “Kangen ya pasti,,,pengen bertemu orang tua, adik-adikku, dan temen-temenku yang ada disana. Tahun 2010 lalu saya sempat pulang kampung mengendarai kapal perjalanannya sekitar 2 hari 2 malam, dan untuk merencanakan pulang kampung, saya harus nabung jauh-jauh hari untuk itu. Tapi komunikasi juga tetap lancar, saya sering menghubungi keluarga walaupun sekedar SMS ataupun telepon begitu sebaliknya orang tua juga sering menghubungi dan selalu bertanya tentang kesehatan, pergaulan, kuliah, dan sebagainya”.Imbuhnya

Sebagai seorang putra Flores, Ia ingin membanggakan daerahnya terbukti dengan gencar ia mempromosikan ke teman-teman untuk mengunjungi Flores karena disana dekat dengan pulau Komodo yang terkenal itu, dan pengunjungnya paling banyak Warga Negara Asing nggak kalah dengan Bali,,,”Warga Negara Asing saja berkunjung ke pulau Komodo masak Warga Negara Indonesia tidak tahu bahkan tidak mau berkunjung ke sana.....” dengan nada sedikit menyindir.

Liputan Surabaya Car Free Day

Surabaya, Car Free Day (CFD)  berlangsung meriah di Taman Bungkul, Minggu (24/3). Ribuan orang yang berasal dari berbagai komunitas, terlihat memadati kawasan Taman Bungkul. Tidak tanggung-tanggung, acara kemarin diperkirakan di hadiri lebih dari 2.500 orang dari seluruh pelosok Surabaya. Mereka tumplek blek memeriahkan CFD Radar Surabaya kemarin. Menurut saya, Car Free Day di taman Bungkul kemarin termasuk yang  paling  meriah dari sebelumnya. Dan juga terlihat berbagai  komunitas yang turut memadati  kegiatan  CFD  ini. Seperti  komunitas  sepeda  tua, sepeda MTB, sepeda antik. Juga ada komunitas peduli lingkungan, pecinta  reptil,  pecinta  anjing, dance, pecinta benda tua, hingga komunitas pecinta tokoh negara. Dan ada juga pelayanan yang diberikan oleh salah satu supplier sepeda yang terkenal, polygon. Sehingga bagi pemilik sepeda polygon bisa men service sepedanya tanpa dipungut biaya

Skripsi

Pengaruh Latihan Loncat Tali Terhadap Kelincahan Dalam Olahraga Bulutangkis PB Bintang Terang Sidoarjo.

Skripsi

Pengaruh Latihan Loncat Tali Terhadap Kelincahan Dalam Olahraga Bulutangkis PB Bintang Terang Sidoarjo.

PSPS vs PERSELA

Laga PSPS dan Persela

Ringkasan Pertandingan PSPS Kampar Riau vs PERSELA Lamongan dalam Liga Super Indonesia 2013 pada hari Sabtu, 16 Maret 2013, pukul 15.30 WIB, Stadion Tuanku Tambusai, Bangkinang. Di siarkan langsung ANTV.

Kick off dimulai pada jam 15.30, dengan kondisi lapangan dan rumput yang baik menjadikan permainan kedua tim sangat seru . Pada menit ke 17 PSPS unggul 1-0 lewat tendangan pemain asingnya Makan Konate. Pada menit ke 22 tuan rumah mendapatkan tendangan bebas namun tendangannya masih jauh dari sasaran, gol balasan tercipta pada menit ke 26 lewat pemain Persela, Inkyun yang berawal dari sentuhan apik one- two. Pada menit ke 33 berawal dari crossing yang diselesaikan dengan sundulan oleh Pape Lyter sehingga merubah kedaudukan 2-1 untuk keunggulan tuan rumah.

Di menit ke 40 kubu Persela kehilangan kiper utamanya, Fauzan Mubarok  karena mengganjal Rudi Widodo di areal kotak penalti sehingga wasit mengeluarkan kartu merah dan tim tuan rumah mendapatkan hadiah penalti yang di eksekusi oleh Pape. Tuan rumah kembali unggul 3-1 sampai peluit babak pertama di bunyikan.

Kick off babak kedua dibunyikan tim tamu memulai dengan permainan menyerang untuk mengejar devisit gol. Pada menit ke 50 Rudi Widodo dikeluarkan oleh wasit kusni karena melanggar pemain Persela. Akhirnya kedua tim bermain dengan 10 pemain. Kali ini pertandingan dikuasai oleh tim tamu,  terbukti di menit ke 59 tendangan jarak  jauh dari Fajar Handika menjebol gawang PSPS sehingga merubah kedudukan menjdi 3-2.

Pada menit ke 74 Persela mendapatkan peluang tapi tendangna dari Samsul arif masih menyamping di sisi kiri gawang. Di sisa 10 menit berjalan pertandingan sangat seru kedua tim bermain saling menyerang. Rohit chan memberikan tekanan dengan tendangan jarak jauh namun masih mengenai mistar gawang dari Choirul Huda. Di menit ke 88, Pape membuat hatrick sekaligus menutup pertandingan dengan keunggulan 4-2 atas tim tamu.